“Willy, lusa nanti kita bakalan buat kreasi
apa nih? Aku bingung. Belum dapet ide mau buat apa.” Tanyaku serius.
“Udah kamu tenang aja, aku udah punya konsepnya.” Willy berusaha menenangkan.
“Yee, gimana bisa tenang, orang 2 hari lagi bro. Pokoknya kita jangan hanya membuat 1 barang aja!” perintahku.
“Udah kamu tenang aja, aku udah punya konsepnya.” Willy berusaha menenangkan.
“Yee, gimana bisa tenang, orang 2 hari lagi bro. Pokoknya kita jangan hanya membuat 1 barang aja!” perintahku.
Di rumah, aku terus memikirkan apa yang akan
ku buat sendiri.
“Aku sih kepengin buat robot dari botol bekas minuman Mizone, tapi biar Willy aja deh yang buat, dia kan cowok haha. Oiya, jam segini di SpaceToon kan suka ada tayangan cara membuat sesuatu dari barang bekas, tonton ah...” Ujarku.
“Aku sih kepengin buat robot dari botol bekas minuman Mizone, tapi biar Willy aja deh yang buat, dia kan cowok haha. Oiya, jam segini di SpaceToon kan suka ada tayangan cara membuat sesuatu dari barang bekas, tonton ah...” Ujarku.
Tak lama kemudian aku sudah menemukan apa yang akan aku buat, aku terinspirasi
dari tayangan yang telah ku tonton. Aku pun merekamnya di Smartphoneku.
“Ingghyt...
Willy... Sini deh, kemarin aku udah nemuin ide bakalan buat apa nih besok. Aku
mau bikin tempat lilin dari botol bekas minuman larutan, gimanaa? Kalian udah
ada ide?” Tanyaku semangat.
“Oh yaudah Syif, tinggal dipersiapkan aja segala sesuatunya. Aku pengen buat tempat alat tulis, atau Vas bunga.” Jawab Ingghyt.
“Yaudah bagus, tinggal dikembangin aja.” Jawab Willy enteng.
“Willy, buat robot aja ya, tau kan gimana? Dari botol bekas Mizone.” Tanyaku.
“Oh iya tau kok, dulu aku juga pernah liat tutorialnya di SpaceToon.”
“Oke sip bagus, bismillah yaa buat besok!” kata Ingghyt.
“Oh yaudah Syif, tinggal dipersiapkan aja segala sesuatunya. Aku pengen buat tempat alat tulis, atau Vas bunga.” Jawab Ingghyt.
“Yaudah bagus, tinggal dikembangin aja.” Jawab Willy enteng.
“Willy, buat robot aja ya, tau kan gimana? Dari botol bekas Mizone.” Tanyaku.
“Oh iya tau kok, dulu aku juga pernah liat tutorialnya di SpaceToon.”
“Oke sip bagus, bismillah yaa buat besok!” kata Ingghyt.
Malam
harinya hujan turun sangat deras, membuat akses jalan ke Perumnas 3 digenangi
banjir sehingga menghalangi jalanku untuk membeli peralatan yang ku butuhkan
esok. Aku pun berdiskusi dengan mama bagaimana solusinya.
Setelah berdiskusi, aku pergi ke Toko Sanjay diantar ojeg. Walaupun banjir dan hujan, tak menghalangiku untuk berusaha membeli barangnya.
Setelah berdiskusi, aku pergi ke Toko Sanjay diantar ojeg. Walaupun banjir dan hujan, tak menghalangiku untuk berusaha membeli barangnya.
Keesokkan harinya. Di pagi yang indah tetapi
sedikit mendung, terasa sejuk udaranya, angin sepoi-sepoi menyibak kerudungku,
daun-daun berguguran tersentuh oleh angin nakal, aku berdiri sendiri diantara
banyaknya anak-anak yang antusias mengikuti lomba Daur Ulang. Walaupun kondisi
jalanan di depan sekolah digenangi air tak menghentikan semangatku untuk
mengikuti lomba ini.
Di dalam kelas, perlombaan akan segera
dimulai. Selama setengah jam kami menunggu peserta yang belum hadir. Sambil
menunggu aku, Ingghyt dan Willy berdiskusi dan membagi tugas. Willy tugasnya membantu
Ingghyt dan aku. Di babak pertama kami membuat Tempat lilin dan Vas Bunga.
Ternyata tidak semua peserta lomba hadir. Ini memberikan kesempatan emas
bagi kelompokku.
Babak
pertama telah usai, kami diberi istirahat sambil menunggu Panitia Lomba
berdiskusi siapa yang akan melanjutkan ke babak selanjutnya.
Jika kami masuk babak selanjutnya, Willy akan membuat robot dan aku serta Ingghyt akan membantunya. Ternyata kelas kami 8.9 masuk babak selanjutnya. Lalu babak kedua pun dimulai.
Jika kami masuk babak selanjutnya, Willy akan membuat robot dan aku serta Ingghyt akan membantunya. Ternyata kelas kami 8.9 masuk babak selanjutnya. Lalu babak kedua pun dimulai.
Setelah keluar kelas, aku menemui temanku yang
kebetulan saat itu juga sedang mengikuti lomba cerdas cermat. Aku pun
berdoa agar kelasku masuk babak Final dan mendapatkan juara 1 lomba daur ulang.
Saat diumumkan pengumuman kelas mana saja yang masuk babak final dari pusat suara menggunakan toa, ternyata kelasku masuk ke babak final. Aku dan teman-teman bersorak girang. Kelasku akan mengalahkan salah satu kelas 7 dan juga salah satu kelas 9.
Saat diumumkan pengumuman kelas mana saja yang masuk babak final dari pusat suara menggunakan toa, ternyata kelasku masuk ke babak final. Aku dan teman-teman bersorak girang. Kelasku akan mengalahkan salah satu kelas 7 dan juga salah satu kelas 9.
Di
dalam kelas, di atas meja sudah terbungkus sesuatu bahan-bahan yang akan kami
gunakan. Barang-barang itu harus dipakai. Dan seketika kami bertiga menemukan
ide akan membuat rumah beserta lingkungan di sekelilingnya. Kami membuat rumah,
penguin, danau, tumbuhan, burung, dan robot lalu kami tempelkan di kardus yang
menjadi alasnya. Cantiknya karya kami. Aku melirik kelas 7 membuat
mobil-mobilan, serta kelas 9 membuat rumah kincir angin. Kami sangat
bersemangat dan kompak.
Sore harinya seluruh peserta lomba daur ulang
dikumpulkan di lapangan sekolah untuk diberi pengumuman siapa yang akan mendapatkan
juara 1, 2, dan 3. Aku, Ingghyt, dan Willy dibuat deg-degkan. Juara 3
dimenangkan oleh kelas 9. Sedangkan juara 2 dimenangkan oleh kelas 7. Daaann
juara pertamanyaa yaitu kelasku 8.9 yeayy Alhamdulillah, aku tak menyangka
bahwa kelasku yang menang. Para juara pun dipersilakan maju untuk mengambil
hadiahnya. Hadiahnya satu buah jam tangan berbeda-beda setiap orangnya. Kata
salah satu panitianya, piagam penghargaan akan diberikan lusa pada hari senin
selesai upacara. Kami semua pun pulang ke rumah masing-masing. Aku langsung
memberitahu kabar gembira ini pada orangtuaku, dan senyum cantik spontan menghiasi
bibirku.
Hari
yang telah ditunggu-tunggu pun tiba. Selesai upacara akan diumumkan para
pemenang Lomba Daur Ulang dan Lomba Cerdas Cermat. Ketika namaku dan nama kedua
temanku dipanggil kedepan barisan upacara, suara ramai tepuk tangan dari semua
warga Alaska membuatku tersipu malu. Aku pun bersalaman dengan Bapak Kepala
Sekolah SMP Negeri 11 Bekasi dan difoto sebagai kenang-kenangan aku telah
mengukir prestasi di sekolah ini. Setelah itu semuanya kembali ke kelasnya
masing-masing.
Di dalam kelas, teman-temanku memberi
selamat kepada aku, Willy dan Ingghyt dan melihat seperti apa piagamnya. Aku
bertanya kepada Vani selaku Panitia Lomba Daur Ulang mengapa alasannya kelas
8.9 bisa menang juara 1, Vani menjawab bahwa kelompok aku, Willy, dan Ingghyt
lah yang paling kompak, bersih dan rapih mejanya, serta karya yang kami buat
indah diantara yang lain. Inilah yang membuatku termotivasi untuk mengikuti
perlombaan selanjutnya yang sesuai dengan kemampuanku untuk menambah
pengalaman dan menguji kreatifitas dan bakat. Sepulang sekolah aku langsung
memberitahu orang tuaku. Alhamdulillah... wajah ceria terlukis dari wajah orang
tuaku yang sudah mulai keriput dimakan usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar