Nama :
Kamelia Syifa Ramadhani
NPM :
162050182
Kelas : D
Jurusan / Matkul : Ilmu
Komunikasi / Pengantar Ilmu Komunikasi
Lahir: Padang, Sumatera Barat 15 Mei 1933
Tahun 1958: Mahasiswa FE UI, Jakarta
Tahun
1961 : Menyelesaikan studi S1 di
American University
dengan gelar BA
Tahun 1962: Melanjutkan
magister ke Standford University dengan gelar MA
Tahun 1990: Menjadi
Guru Besar Ilmu Komunikasi, FISIP UI
Tahun 1998: Menteri
Penerangan
Muhammad Alwi
Dahlan adalah seorang tokoh politik Indonesia. Dia menjabat Menteri Penerangan
dalam Kabinet Pembangunan VII yang dipimpin oleh Presiden Soeharto (Maret - 21
Mei 1998). Dia pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Negara bidang Keserasian
Kependudukan, Lingkungan, dan Kependudukan di Kementerian Lingkungan Hidup
(1979-1993) serta Kepala BP-7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) (1993-1998). Pada 5 Juli 1997, dia
diangkat menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu komunikasi di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (UI).
Tahun 1961 Alwi menyelesaikan studi S1-nya di American University, Washington DC, US, dan mendapat gelar BA. Setelah itu ia melanjutkan studinya ke Universitas Stanford dan mendapat gelar Master of Arts (MA) dalam bidang ilmu komunikasi tahun 1962. Kemudian pada tahun 1967, Alwi mendapat gelar doktor (PhD) dalam ilmu komunikasi dari Universitas Illinois, kota Urbana, AS.
Alwi memiliki kegemaran menulis dan mengarang. Pada usia 16 tahun dia sudah aktif mengarang, seperti cerita pendek di mingguan nasional Mimbar Indonesia dan majalah Kisah terbitan Jakarta. Ketika SMP, Alwi menerbitkan koran sekolahnya. Dia menjadi koresponden untuk majalah Siasat dan mengisi rubrik kebudayaan Gelanggang di majalah tersebut. Sewaktu SMA, dia menulis rangkaian reportase perjalanan kaki menjelajahi pedalaman Alas, Gayo, dan Aceh untuk Siasat. Dia juga aktif menulis dalam Zenith, sebuah majalah kebudayaan yang diterbitkan oleh Mimbar Indonesia. Di Universitas Indonesia, Alwi mengembangkan kegiatan penulisannya dalam penerbitan kampus. Ia menjadi pemimpin redaksi Majalah Forum dan Mahasiswa. Tahun 1958, dia ikut mendirikan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI).
Tak hanya pandai mengarang cerita fiksi, Alwi mampu menulis sejumlah skenario. Selama periode 1953-1958, ada sembilan skenario film yang ditulis. Salah satunya Tiga Dara. Kemudian film Harimau Tjampa, yang skenarionya berdasarkan cerita asli Usmar Ismail memperoleh penghargaan Festival Film Indonesia I sebagai skenario film terbaik. Dia memperoleh penghargaan dari Festival Film Asia Pasifik untuk balada pengiring yang memakai teknik randai Minang untuk film Tamu Agung. Kemudian, buku cerita anak-anak karangan Alwi Pistol si Mancil juga pernah dibuat film berjudul Jenderal Kancil.
Tahun 1961 Alwi menyelesaikan studi S1-nya di American University, Washington DC, US, dan mendapat gelar BA. Setelah itu ia melanjutkan studinya ke Universitas Stanford dan mendapat gelar Master of Arts (MA) dalam bidang ilmu komunikasi tahun 1962. Kemudian pada tahun 1967, Alwi mendapat gelar doktor (PhD) dalam ilmu komunikasi dari Universitas Illinois, kota Urbana, AS.
Alwi memiliki kegemaran menulis dan mengarang. Pada usia 16 tahun dia sudah aktif mengarang, seperti cerita pendek di mingguan nasional Mimbar Indonesia dan majalah Kisah terbitan Jakarta. Ketika SMP, Alwi menerbitkan koran sekolahnya. Dia menjadi koresponden untuk majalah Siasat dan mengisi rubrik kebudayaan Gelanggang di majalah tersebut. Sewaktu SMA, dia menulis rangkaian reportase perjalanan kaki menjelajahi pedalaman Alas, Gayo, dan Aceh untuk Siasat. Dia juga aktif menulis dalam Zenith, sebuah majalah kebudayaan yang diterbitkan oleh Mimbar Indonesia. Di Universitas Indonesia, Alwi mengembangkan kegiatan penulisannya dalam penerbitan kampus. Ia menjadi pemimpin redaksi Majalah Forum dan Mahasiswa. Tahun 1958, dia ikut mendirikan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI).
Tak hanya pandai mengarang cerita fiksi, Alwi mampu menulis sejumlah skenario. Selama periode 1953-1958, ada sembilan skenario film yang ditulis. Salah satunya Tiga Dara. Kemudian film Harimau Tjampa, yang skenarionya berdasarkan cerita asli Usmar Ismail memperoleh penghargaan Festival Film Indonesia I sebagai skenario film terbaik. Dia memperoleh penghargaan dari Festival Film Asia Pasifik untuk balada pengiring yang memakai teknik randai Minang untuk film Tamu Agung. Kemudian, buku cerita anak-anak karangan Alwi Pistol si Mancil juga pernah dibuat film berjudul Jenderal Kancil.
Lasswell dilahirkan di Donelison, Illinois, Amerika Serikat,
yang berpenduduk 292 jiwa. Ia adalah seorang anak yang cepat sekali dewasa.
Pada usia 16 tahun, dengan beasiswa dia kuliah di Chicago University. Selama
belajar di Chicago, Lasswell dipengaruhi oleh John Dewey, George Herbert Mead,
dan Robert Park.
Lasswell adalah seorang mahasiswa yang antusias. Dia
senantiasa tertarik oleh setiap masalah yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya, minatnya pada psikiatri Freud muncul pada suatu musim
panas ketika mengunjungi pamannya, seorang dokter di Indiana. Paman Lasswell
memliki seperangkat buku Freud yang waktu itu dibaca oleh Harold muda.
Selanjutnya Lasswell menjadi sarjana Amerika terkemuka yang memperkenalkan
teori Freud dalam ilmu politik. Pada saat duduk di tingkat sarjana, Laswell
menerbitkan beberapa buku dalam bidang ilmu sosial, yang berkaitan dengan ilmu
politik, ilmu ekonomi, dan sosiologi.
Tatkala dia duduk ditungkat doctoral untuk meraih gelar Ph
D, pada diri Lasswell terjadi eklektisme
(kecenderungan untuk memilih dari berbagai sumber) yang akhirnya menyebabkan
krisis dalam karirnya. Di fakultasnya itu selama lima belas tahun ia sangat
produktif. Pemimpin Universitas Chicago, Robert Maynard Hutchins, ternyata
berprasangka negative terhadap ilmu sosial, terutama terhadap ahli-ahli sosial
empiris (sikap Hutchins tersebut menyebabkan kehancuran Fakultas Sosiologi
Universitas Chicago setelah tahun 1935).
Lasswell bukan saja seorang empiris, tetapi juga seorang
cendikiwan yang mencoba menekuni teori Freud untuk melakukan analisis isi dalam
rangka meneliti pengaruh propaganda terhadap opini publik. Hutchins memveto
promosi Lasswell untuk menjadi professor pada tahun 1938. Setelah dua belas
tahun di Chicago, di mana dia mendidik beberapa ahli politik yang handal,
antara lain Itheil de Sola Pool dan Herbert Simon, maka Lasswell tidak mendidik
yang lainnya dalam empat puluh tahun dari sisa hidupnya, karena ia mengajar di
Fakultas Hukum Universitas Yale.
Walaupun Lasswell tidak meraih gelar Ph D, namun ia tetap
merupakan seorang cendikiawan yang aktif menulis lebih dari enam juta kata
dalam publikasi ilmiahnya semasa hidupnya. Tiga jilid bukunya yang dicetak
berjudul “Propaganda and Communication in World History” sedang dicetak ketika
dia meninggal pada tahun 1980. (Rogers dalam Effendy, 2003 : 17)
Paul Lazarsfeld dilahirkan pada tahun 1901 di Wina dan lulu
sebagai doktor matematika dari Universitas Wina pada pertengahan tahun 1920.
Selama satu dekade dia mengajar di fakultasnya dan memimpin sebuah penelitian
ilmu sosial.
Seperti Kurt Lewin, Lazarsfeld terpengatuhi oleh pemikiran
Freud yang menyebabkan ia berminat untuk melakukan studi terhadap sumber-sumber
perilaku. Sebagai seorang Yahudi yang dibayang-bayang Nazi, Lazarsfeld kemudian
meninggalkan tanah airnya menuju Amerika Serikat. Itu terjadi pada tahun 1939.
Pada saat itu, ada tiga keberuntungan yang menjemput
Lazarsfeld setibanya di negeri baru ini. Pertama, Rockefellor Foundation
menawarkan kepadanya beasiswa kelana untuk mengamati penelitian sosial di
Amerika. Pada saat yang sama keberuntungan kedua yang menghampirinya, yakni
lembaga tersebut akan mendirikan Office of Radio Research di Princeton dan
menawarkan kepada Lazarsfeld untuk menjadi direkturnya. Keberuntungan yang
ketiga adalah ketika itu ia berjumpa dengan Frank Stanton yang pada waktu itu
menjabat direktur penelitian pada stasiun radio televise CBS yang dikemudian
hari menjadi presiden badan itu. Dengan dukungan Stanton pada tahun 1935, ia
pindah ke New York dan mendirikan “Bureau of Applied Social Research”.
Hubungan yang erat antara industri media Amerika dengan
lembaga penelitian Lazarsfeld, membuat penelitian perorangan yang dilakukannya
menjadi kegiatan perusahaan dengan tim peneliti yang banyak. Dengan demikian,
penelitian menjadi bergantung pada dana yang disediakan.
Lazarsfeld segera beralih dari penelitian radio siaran ke
penelitian media lainnya dan pada studi masyarakat lokal tertentu di mana
menimbulkan pengaruh. Dengan bantuan dari Time Life Cooperation, Lazarsfeld
menyelenggarakan suatu penelitian yang penting tentang pemilihan presiden pada
tahun 1940. Para peneliti dari Bureau od Applied Social Research melakukan
wawancara berulangkali dengan 600 warga Erie Country, Ohio untuk mengerahui
peranan media massa dalam mengubah pemilihan suara. Ditemukan hanya sedikit
pengaruh langsung yang menyebabkan Lazarsfeld dan kawan-kawannya mengemukakan
dalil “two step flow communication”, arus komunikasi dua tahap, di mana medua
massa mempengaruhi pemuka pendapat (opinion leader) yang pada gilirannya
mempengaruhi individu-individu lainnya. Proyek Erie County menimbulkan
tradisi penelitian tentang pengaruh
terbatas (limited effect) sebagai salah satu dari media lainnya yang
mempengaruhi perilaku manusia, tetapi tidak merupakan pengaruh yang amat kuat.
Dari buku itu diketahui bahwa pengaruh media jauh lebih kecil
daripada jaringan antar pribadi. Pernyatan pokok tentang pandangan pengaruh
terbatas terdapat dalam buku karya Yoseph Klapper berjudul “The Effect of Mass
Communication”, suatu sintesis mengenai studi pengaruh media yang diselesaikan
oleh Klapper pada tahun 1949 sebagai disertasi doktoralnya di bawah bimbingan
Lazarsfeld. (Rogers dalam Effendy, 2003:21)
Nama Lengkap : Deddy
Mulyana
Profesi : Tokoh
Pendidikan
Agama : Islam
Tempat Lahir : Bandung,
Jawa Barat
Tanggal Lahir : Selasa, 28 Januari 1958
Zodiac : Aquarius
Profesor Deddy
Mulyana saat ini menjabat Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas
Padjadjaran (Unpad). Pria kelahiran Bandung, 28 Januari 1958 ini telah lama
melalang buana di bidang akademik. Selain sebagai seorang akademisi, Prof.
Deddy juga dikenal luas sebagai seorang penulis buku.
Selama 36 tahun
sejak tulisan pertamanya dimuat di media massa pada tahun 1974, Deddy yang
meraih gelar doktor di Monash University ini, telah berhasil menulis lebih dari
30 judul buku. Tidak hanya itu, ratusan artikel ilmiah, fiksi, cerpen, cerita
bersambung, dan puisi telah banyak ditulisnya dalam banyak surat kabar,
majalah, dan jurnal ilmiah.
Sebagian besar
karya Deddy membahas mengenai ilmu komunikasi. Bukunya yang berjudul Ilmu
Komunikasi: Suatu Penghantar yang diterbitkan pada tahun 2000 berhasil menjadi
best seller dan telah dicetak ulang sebanyak 14 kali. Seiring dengan
komitmennya yang kuat untuk terus produktif berkarya, penghargaan pun telah
banyak diperoleh Deddy, antara lain sebagai Mahasiswa Teladan Nasional (1981),
Excellent Fulbright Student di Northern Illinois University, AS (1986) dan
Inspirational Award dari Pemerintah Australia (2008). Penghargaan terakhirnya
itu sendiri dia peroleh setelah dia berjasa mengembangkan Ilmu Komunikasi di
Indonesia.
Pada tahun 2008,
Deddy terpilih untuk menjabat sebagai Dekan Fikom Unpad hingga tahun 2012.
Selama menjadi dekan, Deddy menunjukkan kinerjanya yang gemilang. Dia berhasil
membawa Fakultas Komunikasi Unpad meraih penghargaan sebagai Best Universities
School of Communications dari Majalah MIX Marketing Xtra (kelompok majalah SWA)
pada awal tahun 2010 lalu.
Namun, Deddy
kembali terpilih sebagai dekan Fikom periode 2012-2016. Dia dilantik langsung
oleh Rektor Unpad. Rektor Unpad mengungkapkan banyak hal yang telah dicapai
oleh Fikom Unpad pada masa jabatan Prof. Deddy sebelumnya. Namun, Rektor pun
menekankan bahwa capaian tersebut jangan sampai tidak berkelanjutan.
Di luar kesibukan
sebagai dekan dan guru besar, Prof. Deddy masih sering mengisi seminar atau
ceramah-ceramah keagamaan. Di waktu luangnya, Prof. Deddy masih mengisinya
dengan menulis buku dan menulis di media massa.
Nama Lengkap : Effendi
Ghazali
Alias : Effendi
Profesi : Tokoh
Pendidikan
Agama : Islam
Tempat Lahir : Padang,
Sumatera Barat.
Tanggal Lahir : Senin, 5 Desember 1966
Zodiac : Sagittarius
Hobby : Mengajar
| Membaca | Diskusi
Warga Negara : Indonesia
Dia adalah seorang Master bidang International Development (konsentrasi: International Communication) dari Universitas Cornell Ithaca, New York tahun 2000. Yang sebelumnya telah menyelesaikan program sarjana di bidang komunikasi di Universitas Indonesia. Gelar Ph.D. kemudian dia dapat dari Radboud Nijmegen University Belanda tahun 2004 dengan disertasi "Communication of Politics & Politics of Communication in Indonesia: A Study on Media Performance, Responsibility, and Accountability"
Setelah berkiprah di dunia pendidikan, dia menerima beberapa penghargaan yang diperolehnya antara lain adalah sebagai salah satu Peneliti Terbaik UI 2003 di bidang Social & Humanity berdasarkan publikasi di jurnal internasional, penerima ICA (International Communication Association) Award, pada ICA Annual Conference, di New Orleans Mei 2004 untuk Research, Teaching & Publication (dari the ICA Instructional & Developmental Division).
Pada Desember 2011, Effandi memutuskan untuk berhenti mengajar sebagai dosen luar biasa di UI dengan alas an dia merasa prihatin dengan banyak hal di kampus yang menurutnya tidak masuk akal. Dia menyayangkan Kepemimpinan Gumilar yang menuai sejumlah kritik dari civitas akademika UI. Beberapa kritik yang terungkap ke publik antara lain soal pemberian penghargaan doktor honoris causa (HC) kepada Raja Abdullah bin Abdul Aziz, dan pengeluaran uang dari kas universitas untuk membayar pakan hewan peliharaan Gumilar. Tetapi keputusannya ini tidak akan membuatnya berhenti mengajar selamanya, karena dia akan mengajar di tempat yang lain.
Penghargaan :
Peneliti Terbaik UI 2003 di bidang Social &
Humanity
Penerima ICA (International Communication Association) Award, pada ICA Annual Conference, di New Orleans Mei 2004 untuk Research, Teaching & Publication (dari the ICA Instructional & Developmental Division).
Penerima ICA (International Communication Association) Award, pada ICA Annual Conference, di New Orleans Mei 2004 untuk Research, Teaching & Publication (dari the ICA Instructional & Developmental Division).
Kurt Lewin dilahitkan pada tahun
1890 dan wafat pada tahun 1974. Kita dewasa ini mengenal pemikirannya mengenai
“gatekeeping”, “group dynamics”, dan “consistency theory.” Lewin adalah seorang
Yahudi Jerman yang belajar psikologi di Universitas Berlin. Pada tahun 1933 ia
melarikan diri dari rezim saat itu. Sesampainya di Iowa, Amerika Serikat ia
mengajar dalam bahasa Inggris yang patah-patah, namun para mahasiswanya
menilainya sebagai seorang pendidik yang antusias dengan pribadi yang
menyenangkan.
Kurt Lewin memiliki kemampuan yang menakjubkan dalam
menunjukkan penampillan yang terbaik di hadapan orang lain, khususnya mengenai
masalah intelektual. Ia memimpin diskusi mingguan di mana setiap mahasiswa
ditugaskan mengemukakan suatu teori atau rencana penelitian untuk
diperdebatkan. Margaret Mead, antropoloh terkemuka yang bekerjasama dengan
Lewin dalam suatu eksperimen pada Perang Dunia II mengatakan: “Kurt laksana api
yang mengitari orang lain yang berkumpul untuk memperoleh kehangatan dan cahaya
untuk membaca pikirannya masing-masing yang lebih jernih.”
Lewin mencanangkan dinamika kelompok
dengan memfokuskan kepada masalah komunikasi kelompok sebagai saran untuk
memperoleh pemahaman bagaimana orang-orang diperngaruhi oleh kelompoknya.
Bagaimana tipe kepemimpinan otoriter dan demokratik mempengaruhi kesesuaian
orang tersebut dengan norma kelompoknya. Persoalan tersebut dan persoalan
psikologi sosial lainnya diteliti oleh Kurt Lewin dan murid-muridnya di Iowa.
Seperti telah dikatakan tadi, Lewin
oleh para sarjana komunikasi dewasa ini lebih dikenal karena konsep
‘gatekeepingnya’, yakni proses pengendalian arus pesan dalam saluran
komunikasi. Selama Perang Dunia II, pemerintah Amerika mempropagandakan makanan
yang disebut “sweetbread” (isi organ sapi atau kambing, seperti hati, usus,
limpa, dan sebagainya) untuk dijadikan konsumsi masyarakat.
Lewin dan murid-muridnya melakukan
serangkaian eksperimen dnegan penduduk kota Iowa sebagai responden. Kepada
mereka diajukan himbauan agar memakan sweetbread
tadi. Hasil eksperimen itu menunjukkan bahwa ibu rumah tangga ternyata
bertindak sebagai gatekeeper (penjaga
gerbang informasi) mengenai makanan yang tidak populer itu. (Effendy, 2003:19)
Di media massa sendiri, yang memiliki
posisi gatekeeper adalah editor
berita. Dewasa ini, konsep gatekeeping digunakan secara luas dalam
ilmu komunikasi, terutama dalam komunikasi organisasional.
Hovland memperoleh gelar Ph D dalam bidang psikologi
eksperimental di Universitas Yale sebagai anak didik Clark Hull, seorang ahli
psikologi kenamaan. Oleh pakar, Hovland dinilai sebagai “boy wonder” dalam
psikologi eksperimental. Pada usia 32 tahunia telah menulis banyak artikel yang
dimuat dalam “Journal of Experimental Psychology”, berbeda dengan sarjana
psikologi lainnya seusia dia.
Tetapi, seperti bapak ilmu komunikasi lainnya, karier
Hovland mengalami perubahan yang tidak diduga sebelumnya. Ketika Perang Dunia
II meletus, professor muda itu dipanggil Washington untuk bekerja di Departemen
Peperangan Amerika Serikat (kini Departemen Pertahanan). Ia ditugaskan untuk
meneliti pengaruh film perang terhadap moral perjuangan.
Hovland merancang suatu eksperimen dengan film mengenai
latihan ketentaraan utnuk menguji teori kredibilitas
sumber (source credibility),
penyajian satu sisi lawan dua sisi (one-sided versus two-sided presentation),
himbauan rasa takut, dan efek langsung lawan efek tertunda. Variabel terikat
dalam penelitiannya itu adalah persuasi (yakni derajat perubahan sikap dari
prajurit yang dijadikan respondennya). Transisi subjek penelitian dari tikus
pada manusia sebagai subjek eksperimel mengubah Hovland dari psikolog
eksperimental menjadi psikolog sosial dengan minat fundamental kepada efek
komunikasi. (Rogers dalam Effendy, 2003: 22)
Schramm dilahirkan dan belajar di sebuah kota kecil
Marietta, Ohio. Dia melanjutkan studinya untuk memperoleh gelar master di
Harvard, dan mendapat gelar Ph D dalam bidang kesusasteraan Amerika di
Universitas Iowa, di mana ia kemudian membaktikan diri pada fakultasnya.
Schramm memberikan kuliah penulisan
kreatif di Iowa pada tahun 1930 di mana ia mengepalai Iowa Writers Workshop di
Universitas Iowa. Ia sendiri adalah penulis fiksi yang sangat berhasil. Schramm
memperoleh hadiah O. Henry pada tahun 1942 untuk cerita pendeknya yang berjudul
“Bandwagon Smith”, yakni cerita tentang seorang petani dengan traktor terbangnya.
Tetapi sebelum Perang Dunia II arah kariernya berubah secara radikal, tatkala
ia melakukan studi psikolohi dan sosiologi pada tingkat pasca-doktoral. Selama
perang, Schramm bekerja pada “Office of War Information” di Washington, di mana
ia berhungan erat dengan Lasswell, Hovland, dan pakar-pakar komunikasi lainnya.
Pada tahun 1943, Schramm kembali ke Iowa City untuk menjadi Direktur Sekolah
Jurnalisme.
Empat tahun kemudian, ia
menggabungkan diri pada Universitas Illinois untuk mendirikan Lembaga
Penelitian Komunikasi, yang merupakan lembaga penelitian komunikasi yang
pertama. Di Illinois pula, ia direstui sebagai kandidat Ph D yang [ertama dalam
bidang komunikasi massa. Selanjutnya Schramm menjadi Dekan Fakultas Komunikasi
yang meliputi Jurnalisme, Komunikasi Lisan, dan unit-unit komunikasi lainnya.
Selama aktif di Illinois, Schramm menerbitkan beberapa buku teks tentang
komunikasi, antara lain “Mass Communications” (1949). Ia juga turut
merencanakan buku Claude Shannon/Warren Weaver yang berjudul “The Mathematical
Theory of Communication” (1949) untuk diterbitkan di Illinois.
Pada tahun 1956, Schramm pindah ke
Universitas Stanford di mana ia mendirikan Lembaga Penelitian Komunikasi
seperti halnya di Illinois yang berpola pada model Lazarsfeld.(Effendy,
2003:25)
Weaver
(1894-1978), adalah seorang ilmuwan Amerika, lulusan. Univ. of Wisconsin. Ia
mengajar matematika di Wisconsin (1920-1932), Weaver adalah direktur divisi
ilmu alam di Institut Rockefeller (1932-1955), dan konsultan ilmu (1947-1951),
wali amanat (1954), dan wakil presiden (dari 1958 ) di Institut Sloan-Kettering
untuk Riset Kanker. Penelitian Weaver adalah tentang masalah komunikasi dalam
ilmu pengetahuan dan dalam teori matematika probabilitas. Dia adalah salah satu
pendiri teori informasi, atau teori komunikasi. Tulisan-tulisannya meliputi
kata pengantar untuk bekerja di lapangan bersama Claude E. Shannon’s The
Mathematical Theory of Communication (1949).
Ia lahir April 27, 1923 di Portland, Oregon, ia adalah
seorang profesor dan sarjana di bidang komunikasi. Bidang studi awalnya adalah
ilmu-ilmu sosial. DeFleur menerima gelar Ph.D. dalam psikologi sosial dari
University of Washington pada tahun 1954. Tesisnya, Eksperimental studi
hubungan stimulus respon dalam komunikasi leaflet, mencakup sosiologi,
psikologi, dan komunikasi, untuk mempelajari bagaimana informasi disebarkan
melalui | masyarakat Amerika.
Dia telah mengajar di Indiana University (1954-1963),
University of Kentucky (1963-1967), Washington State University (1967-1976),
University of New Mexico (1976-1980), University of Miami (1981-1985) Syracuse
University (1987-1994) dan University of Washington sebelum mengambil posisi
saat ini sebagai profesor komunikasi di Universitas Boston Departemen
Komunikasi Massa, Periklanan dan Hubungan Masyarakat. Selain itu, ia adalah
seorang Profesor Fulbright ke Argentina dua kali: dan berafiliasi dengan
sosiologis Argentina dan Ibero-Interamerican Sociological Society, dimana ia
menjabat sebagai Sekretaris Jenderal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar