Puisi By: @kameliasyifar
“ Rasa Rindu “
Hujan rintik-rintik, bumi pun dibasahinya.
Seketika hatiku yang riang, berubah menjadi bermuram durja.
Seketika hatiku merasa sakit,
Dan tak bisa ku bendung perasaan ini.
Seketika hatiku yang riang, berubah menjadi bermuram durja.
Seketika hatiku merasa sakit,
Dan tak bisa ku bendung perasaan ini.
Air mata terus membasahi
kedua pipiku tanpa kusadari,
Sebutir demi sebutir menetes.
Tess..Tess..
Mataku tak henti-hentinya mengeluarkan cairan kepedihan
yang tulus teramat pedih ku rasakan.
Sebutir demi sebutir menetes.
Tess..Tess..
Mataku tak henti-hentinya mengeluarkan cairan kepedihan
yang tulus teramat pedih ku rasakan.
Mengapa aku ini?
Sedemikiannya terlihat lunglai tak bernyawa.
Sudah berbulan-bulan rupanya ku menahan perasaan ini
tak kunjung mendapatkan kabar apapun.
Sedemikiannya terlihat lunglai tak bernyawa.
Sudah berbulan-bulan rupanya ku menahan perasaan ini
tak kunjung mendapatkan kabar apapun.
Di balik dinding sunyi,
aku menangis seorang.
Tak ada yang tahu!
Sekalipun ada yang tahu,
Ialah sosok yang selalu ada bersamaku, Allah SWT.
Tak ada yang tahu!
Sekalipun ada yang tahu,
Ialah sosok yang selalu ada bersamaku, Allah SWT.
Ya, tak lama kemudian air mata ini berhenti
Tatkala aku tak bisa meneruskan perjuanganku pada cinta ini.
Alunan musik pun berhenti.
Aku merenung dan ku putuskan sampai disini saja perjuanganku.
Tatkala aku tak bisa meneruskan perjuanganku pada cinta ini.
Alunan musik pun berhenti.
Aku merenung dan ku putuskan sampai disini saja perjuanganku.
Entah apa yang membuatku bertahan,
Seperti batu karang di terjang ombak.
Yang pasti harus kau tahu,
Aku sangat merindukanmu...
Seperti batu karang di terjang ombak.
Yang pasti harus kau tahu,
Aku sangat merindukanmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar