… (Lanjutan cerita
Makrab Djamur, part 2)
Malam itu dengan pencahayaan seadanya dari lampu senter
yang kami bawa, kaki kami terus menelusuri tanah berbatu. Sampailah di pos
bayangan 1 yang sudah disambut oleh alumni yang mengajak ngobrol kami dan
berkenalan. Aku melihat ke belakang pemandangan dari bawah terlihat lampu-lampu
dari rumah-rumah warga, sangat indah sekali. Lalu kami melanjutkan perjalanan
ke pos 1. Sesampainya disana, sudah ada beberapa alumni yang duduk diatas
batang pohon yang sudah tua. Kelompokku ditanya apa motivasi mengikuti makrab
dan mengapa memutuskan untuk ikut gabung komunitas Djamur. Lumayan lama kami
berada disana, mental kami diuji karena akang seniornya sangat tegas. Hari semakin
larut, angin pegunungan terasa semakin menusuk sampai tulang. Dalam keadaan
jongkok, kakiku terasa kesemutan dan badanku menggigil. Bahkan bukan hanya aku
saja yang menggigil, temanku Fitri dan Lita juga merasakannya.
Di pos 2 tidak setegang di pos 1 tadi, disini kami diuji
kekompakkan yaitu dengan menunjukkan yel-yel kelompok, bernyanyi, dan lebih
banyak tertawa. Selanjutnya di pos 3 yaitu pos ketahanan fisik. Kami disuruh
akang dan teteh senior untuk push up bagi laki-laki dan skot jump untuk
perempuan. Tujuannya supaya tidak merasakan kedinginan yang luar biasa. Memang aku
sangat merasakannya. Jaket tebal yang ku pake masih saja terasa dingin. Selain itu
kami disuruh menebak dan menghafal siapa nama senior yang berada disana, jelas
kami sempat merasakan kebingungan karena sebelumnya belum diberitahu dan belum
kenal. Di sesi akhir, para senior di pos 3 memperkenalkan dirinya
masing-masing. Setelah itu kami kembali ke tenda karena sudah berhasil
mengikuti acara pos to pos.
Aku tidak bisa tidur saat kembali ke tenda karena ada
yang sedang bernyanyi di depan api unggun. Sampai menjelang pagi aku baru bisa
tertidur namun tidak pulas. Keluar dari tenda, aku segera menghangatkan diri di
depan api unggun. Lalu kang Jojo memanggil kami semua untuk melaksanakan senam
pagi selama beberapa menit. Setelah itu kami semua menuju lapangan dibawah
untuk membahas rencana trip dan bermain games serta menunjukkan yel-yel
kelompok. Sepertinya aku ada alergi dingin karena di kakiku terdapat bentol dan di daguku juga ada bentol cukup besar.
Pemandangan sangat indah. Sinar matahari terasa terik,
aku sudah tidak merasakan kedinginan lagi. Giliran kelompok Salu menunjukkan
yel-yel di depan yang lain. Setelah itu ada games seru untuk kami semua. Langit
berubah menjadi mendung seperti akan turun hujan, kelompok aku maju ke tengah
lingkaran untuk menjelaskan rencana trip yang akan dijelaskan oleh Fitri dan
Bintang. Akan tetapi belum sampai selesai, hujan turun dan kami semua balik ke
tenda masing-masing.
Di dalam tenda ada aku, Fitri, kang Tamam dan Oji. Kami memutuskan
untuk memasak sebelum kembali pulang. Makanan yang kami masak adalah mie,
naget, nasi, dan telur. Kang Naufal, Lita, dan Bintang segera gabung ke tendaku
dan kami makan bersama dengan lahap dibawah guyuran air hujan. Dalam tenda kami
basah sedikit karena air hujan yang masuk dari luar. Aku dan yang lain segera
packing barang-barang dan turun ke bawah untuk pulang. Tanah menjadi sangat
licin, sambil menunggu angkot datang, banyak yang menunggu di warung.
Pulang dengan membawa sejuta kenangan yang sangat indah. Mendapatkan
teman baru, pengalaman serta rasa solid kelompok yang begitu mendalam. Aku tak
menyesal mengikuti makrab. Tak akan pernah aku lupakan momen berharga mengikuti
Makrab Djamur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar