Kamis, 05 Januari 2017

Serunya makrab Djamur di Curug Layung Part 1





             29-30 Oktober 2016 yang lalu aku mengikuti Malam Keakraban atau yang biasa disingkat makrab komunitas Djamur Bandung. Djamur itu singkatan dari Dengan Jalan-jalan Murah. Sebelum menceritakan bagaimana pengalamanku mengikuti makrab, aku akan menceritakan mengapa aku bisa gabung di komunitas kece ini. Saat itu aku masih mahasiswi baru, semua UKM dan komunitas yang ada di Kampus Unpas diperkenalkan saat kegiatan Ospek lalu. Motivasi aku mengikuti komunitas tersebut di Kampus Unpas karena aku menyukai hal-hal yang berbau kesenangan seperti jalan-jalan. Apalagi di komunitas Djamur Bandung ini menawarkan jalan-jalan kemana saja dengan budget serendah mungkin. Aku bersama teman sekosan Ria, Fitri, Grandis, Ayu, dan Maya segera mendaftarkan diri.

            Singkat cerita, setelah kami join grup Djamur di Line, ada pengumuman yang diberikan oleh akang senior bahwa Djamur akan mengadakan Makrab di Curug Layung, Bandung Barat pada tanggal 29-30 Oktober 2016. Aku berdiskusi dengan teman sekosan apakah mereka akan ikut juga atau tidak. Setelah berunding, dari 6 orang yang akan ikut hanya 3 orang yaitu aku, Fitri, dan Ria. Kami pun segera mendaftar keesokan harinya di lapangan parkir belakang kampus Unpas. Lalu kelompok pertenda pun diumumkan di grup Line malam harinya. Aku sekelompok dengan Fitri. Sedangkan Ria berbeda. Aku dan Fitri segera menghubungi kontak Line LO kami yaitu kang Tamam. Lalu masuklah aku di grup 3 yang jumlah anggotanya ada 6 orang.

            Mendekati hari H makrab, kang Tamam segera mengumpulkan kami untuk membahas apa saja barang perlengkapan yang dibutuhkan saat kemping nanti di Curug Layung. Akan tetapi yang selalu merespon dan datang untuk kumpul selalu aku dan Fitri. 3 orang lainnya suka berhalangan datang. Kami rencanakan semuanya dengan matang mulai dari menyewa tenda, sleeping bag, nesting, lampu tenda, dan kebutuhan lainnya seperti makanan dan minuman.

            Tibalah pada hari H makrab. Kelompok 3 yang bisa ikut hanya aku dan Fitri saja. Sisanya tidak bisa hadir dengan alasan yang berbeda. Walaupun Cuma sedikit di kelompokku yang ikut, itu tak membuat suruh niat kami untuk ikut makrab. Dengan menggunakan angkot sewa, terasa sekali uniknya perjalanan kami. Akan tetapi kami disambut oleh derasnya hujan saat diperjalanan sampai tiba di lokasi perkemahan. Memang saat itu sedang musim hujan.

            Sesampainya di lokasi, aku dan yang lainnya meneduh di warung kecil. Banyak yang memesan mie rebus dan kopi untuk menghangatkan tubuh. Udara disana sangat dingin. Jalanan terasa sangat licin karena tanah terkena air hujan jadi kalau melangkah harus pelan-pelan dan berpegangan. Sambil menunggu hujan reda, semuanya sibuk pada obrolannya masing-masing. Barang bawaan kami sangat banyak. Lalu ketika hujan mulai reda, panitia yaitu senior dan anak laki-laki lainnya mendirikan tenda. Sisanya tetap menunggu di warung. Ketika semua tenda sudah didirikan, kami diarahkan untuk naik ke atas dan memasukkan barang-barang ke tenda. Hari mulai gelap. Cahaya sangat minim. Angin mulai bertiup kencang dan kabut mulai menebal.

            Hujan perlahan berhenti saat malam. Aku merasa lapar. Aku makan cemilan yang kubawa dari kosan sambil main ke tenda temanku Ria. Tendanya Ria lebih besar dari tendaku. Aku merasa senang berada disana. Suasananya menyenangkan. Malam itu setelah maghrib kami free, tidak ada aktifitas yang diberikan panitia. Karena pos to pos akan diadakan jam 2 pagi nanti. Di dalam tenda aku, Fitri, Tias, kang Tamam dan kang Naufal bertukar cerita sambil memikirkan rencana trip selanjutnya akan pergi kemana yang sudah ditugaskan oleh kang Jojo karena nanti akan dipresentasikan perkelompok. Aku teringat bahwa kelompok 3 hanya berdua saja dengan Fitri. Ia meminta ke kang Taman untuk kelompok 3 digabung saja dengan kelompok lain yang anggotanya juga sedikit. Kebetulan, kang Naufal adik-adik kelompoknya hanya bertiga, maka sepakatlah kami menggabungkan kelompok 1 dan 3 lalu diberi nama Salu (Satu dan Tilu).

            Saat mencoba untuk memejamkan mata dan akan terlelap, kang Galih membangunkanku untuk segera bersiap-siap karena pos to pos akan segera dimulai. Aku merasa ngantuk dan malam terasa dingin sekali. Beberapa lama kemudian, kami semua para anggota baru dikumpulkan di dekat api unggun sesuai kelompoknya. Ternyata banyak sekali alumni yang sudah datang untuk meramaikan acara makrab dan menjadi penguji pos to pos. kelompok 1 dan kelompok 3 saling berkenalan. Kami pun mendapatkan giliran pertama untuk jalan ke pos duluan. Dengan langkah yang mantap, kami naik ke atas. Akan tetapi di sepanjang perjalanan ada cerita yang sangat mendebarkan, apa itu? Tunggu cerita selanjutnya part 2.



To Be Continued….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar